Showing posts with label gesek tunai. Show all posts
Showing posts with label gesek tunai. Show all posts

Apa itu Gestun

29 January 2018

Apa itu Gestun..?

16 September 2017
Gestun Jakarta - PLUIT
Pernakah Anda mengalami hal berikut:
- Kekurangan Modal?
- Butuh dana darurat
- Kesulitan meminjam ke Bank
- Tidak ada barang yang bisa dijadikan ke Jaminan
- Butuh uang cepat

Pada dasarnya Anda dapat memperoleh dana tunai melalui berberapa cara, antara lain:
  • Tarikan tunai kartu kredit di ATM
  • Penggadaian
  • Pembiayaan dari Bank
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait hal di atas, antara lain:

ATM

Penarikan tunai kartu kredit di ATM:
  • Biaya transaksi di ATM yang cukup tinggi kisaran 3.5% - 6%
  • Biaya administrasi yang tinggi sekitar 30ribu – 50ribu
  • Terdapat Limitasi dana yang bisa ditarik sekitar 30% - 70% dari limit kartu kredit
  • Bunga penarikan lewat ATM dihitung saat melakukan penarikan
  • Tidak mendapat point rewards

Penggadaian:

  • Bunga pegadaian relative lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan
  • HARUS ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
  • Barang tersebut harus diserahkan ke pegadaian, sehingga kita tidak dapat menggunakan barang tersebut
  • Jumlah kredit gadai yang diberikan masih terbatas



Pembiayaan dari Bank:
  • Proses yang lama dan berbelit - belit
  • Terkadang membutuhkan jaminan juga (KPR, KPA)
  • Suku bunga bank yang berubah-ubah dan bisa menjadi lebih tinggi.


Gestun/ Gesek tunai hadir untuk menjawab kebutuhan Anda.

APA ITU GESTUN...?

Gestun/ Gesek Tunai adalah sebuah proses cash advance/ penarikan tunai dari kartu kredit melalui jasa merchant toko yang memiliki mesin EDC.

Apa manfaat Gestun/ Gesek Tunai untuk Anda?

Adapun keuntungan menggunakan jasa Gestun kami adalah:

  • Biaya transaksi kami jauh lebih murah dan lebih rendah dari yang lain. 
  • AMAN…! Kami sudah lama menangani banyak pelanggan yang selalu datang setiap bulannya untuk melakukan pelunasan kartu kredit mereka.
  • TERPERCAYA…! Kepercayaan yang diberikan pelanggan kami, membuktikan jasa gestun kami memang terbukti, didukung dengan kami memiliki lokasi. Sehingga jika Anda belum percaya, maka dapat datang ke toko kami terlebih dahulu. (tidak kenal maka tidak sayang..)
  • CEPAT..! Proses pencairan dana yang sangat cepat sekitar 5 - 10 menit setelah proses gesek.
Namun yang perlu Anda perhatikan adalah bahwa penggunaan Kartu Kredit ataupun Gestun/ Gesek tunai dapat menjadi pedang bermata dua, karena perlu Anda sadari bahwa setiap penggunaan kartu kredit adalah HUTANG kepada Bank yang harus Anda bayarkan sebelum jatuh tempo (bila tidak ingin kena denda bunga).
(Tips sebelum melakukan gesek tunai/ gestun)

Kesimpulan:

Sekian penjelasan Kami mengenai Gestun, Gestun dapat menjadi pedang bermata dua tergantung Anda yang menggunakannya.

Ingat tujuan dan kebutuhan saat menggunakan jasa Gestun, Anda sendiri yang dapat menentukan masa depan Anda...


Selamat bertransaksi…

Jika butuh jasa gestun, Kami menyediakan dengan rate yang murah.
PENASARAN mengapa harus gesek tunai melalui jasa kami..? klik disini
atau 
Langsung menghubungi kami saja klik

Silahkan lihat page kami yang lain:


Informasi tempat-tempat yang melayani jasa Gesek/Tarik Tunai dan
Dana Talangan Pelunasan Kartu Kredit Anda.

TERSEDIA 450+ TEMPAT GESTUN DI INDONESIA :

di berbagai kota di Indonesia :
Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Jogja, Semarang, Malang, Tegal, Salatiga, Solo, Makassar, Palu, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Batam, Bengkulu, Palembang, Jambi, Lampung, Lumajang, Mataram, Mojokerto, Pekanbaru, Sidoarjo, Sumedang, Sukabumi, Tasikmalaya, Cikampek, Purwakarta, Cikarang, Manado, Dll.

250+ TEMPAT GESTUN DI JAKARTA
DAN SEKITARNYA :
Ambassador Mall,
Benhil Raya, Bintaro, Blok M,
Casablanca, Cempaka Mas, Cengkareng, Cibubur, Cideng, Ciganjur, Cijantung, Cikini, Cilandak, Ciledug, Cililitan, Cinere, Citraland,
Daan Mogot, Duri Kepa, Duri Kosambi, 
Fatmawati,
Gajah Mada Plaza, Gatot Subroto, Glodok, Grogol,
Jagakarsa, Jatinegara, Jelambar, Kalideres, 
Kampung Melayu, Kebayoran Lama, Kelapa Gading, Kemanggisan, Kemayoran, Kota, Kuningan, Latumeten, Lebakbulus, Lenteng Agung,
Mangga Besar/Lokasari, Mangga Dua, Mega Kuningan, Menteng, Meruya, Muara Karang,
Otista,
Pancoran, Pasar Minggu, Permata Hijau, Pesanggrahan, Pluit, Pondok Labu, Pulogadung, Puri Indah/Kembangan,
Radio Dalam, Ragunan, Rasuna Said, Rawa Buaya, Rawamangun, Roxy,
Season City Mall, Semanan, Semanggi Plasa, Slipi Jaya, Srengseng, Sudirman,
Taman Anggrek, Taman Mini, Taman Palem, Tanah Abang, Tanjung Duren, Thamrin, Tebet,
Jakarta Lainnya 
Tangerang
Depok
Bogor

Bekasi
Read more ...

Melakukan Tarik Tunai Kartu Kredit Itu Ide Bagus, Asal Kamu Ingat 3 Poin Ini!

02 January 2018
Iya, iya. Udah pada hafal dengan artikel umum yang bilang “Tarik tunai itu biaya dan bunganya gede banget, jangan dilakukan!” Atau “Kartu kredit itu buat bayar transaksi. Kalau mau tarik tunai pake kartu debit!” Tapi ada alasannya fitur tersebut disediakan oleh bank kartu kredit.

Memang, tarik tunai kartu kredit adalah hal yang dianggap ‘berbahaya’. Orang yang sering melakukan tarik tunai kartu kredit dapat mengindikasikan bahwa ada masalah yang lebih gawat bersembunyi.

Lagipula, kalau kamu sering melakukan tarik tunai karena tidak punya uang, sudah jelas ada sesuatu yang sangat salah. Kalau kamu ga punya cukup uang untuk kehidupan sehari-hari, apa kabar bayar tagihan kartu kredit nanti?

Sebagai panduan dasar, ada dua jenis tambahan biaya yang harus kamu tanggung saat melakukan tarik tunai kartu kredit: biaya penarikan dan bunga.


Biaya penarikan adalah biaya yang kamu bayar sekali pada saat melakukan penarikan. Sedangkan bunga ini yang merupakan masalah yang akan menyebar seperti kanker bila dibiarkan.

Bunga dari tarik tunai kartu kredit memiliki peraturan yang sama dengan bunga yang dihasilkan dari segala transaksi kartu kredit. Intinya, kalau dibiarkan tidak terbayar akan terus beranak-pinak selamanya. Jadi, harus gimana?

Ada cara dimana kamu bahkan tidak perlu membayar bunga tersebut. Dengan kamu langsung membayar lunas tagihan tarik tunai kartu kreditmu, maka kamu pun terbebas dari akumulasi bunga yang bertambah tiap bulan.


Tapi mengesampingkan hal-hal yang sudah menjadi peraturan yang jelas  tersebut, ada situasi dan waktu kamu bisa melakukan tarik tunai kartu kredit dengan penuh percaya diri. Apa saja situasi yang dimaksud?

1. Keadaan Gawat Darurat

Emergency-dentist
Dilarang masuk ruang rumah sakit tanpa menyelesaikan administrasi.
Yang ini rasanya no-brainer banget lah ya. Keadaan gawat darurat yang dimaksud disini pun bukan keadaan gawat darurat biaya.

Mungkin bila kamu atau anggota keluargamu ada yang mengalami kecelakaan yang harus masuk rumah sakit pun kamu masih bisa menghindarkan diri dari tarik tunai kartu kredit. Apalagi semua rumah sakit sekarang sudah bisa melakukan pembayaran melalui gesek kartu kredit ataupun debit.

Tapi bagaimana kalau kecelakaan tersebut terjadi di daerah yang agak ‘terpencil’ dan perawatan dilakukan di klinik kecil yang belum dilengkapi dengan mesin EDC. Apalagi kalau kamu ga sedang pegang uang tunai.

Lebih parahnya lagi kamu ga punya asuransi, jadi mau ga mau harus bayar. Ga mungkin gesek kartu kredit tanpa mesin EDC dan ga mungkin bayar kalau ga punya uang, kan? [Baca: Melihat Pentingnya Asuransi Bagi Masa Depan Keuangan Anda]

Kamu lari ke ATM terdekat, dan ternyata bahkan kartu debitmu pun sedang kosong. Baru deh disitu kamu tarik tunai kartu kreditmu untuk membayar tagihan.

2. Kebutuhan Berbisnis

business-increase-profits
Berutang sedikit untuk mendapat keuntungan banyak.


Ada satu lagi pengecualian dimana kamu bisa melakukan tarik tunai. Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu ga punya uang tunai, tapi kamu punya kesempatan untuk membeli sesuatu yang bisa kamu jual lagi untuk mendapatkan untung?

Agus memiliki sebuah toko handphone. Di akhir bulan yang kurang menguntungkan untuk tokonya ini, Agus kejatuhan pesanan. Ada seorang bapak yang ingin membelikan hadiah handphone untuk istrinya.

Handphone tersebut harus Agus beli seharga Rp 1 jt. Dengan penjualan tersebut Agus meraup untung Rp 300 ribu. Tapi Agus tidak memiliki handphone yang diinginkan bapak tersebut, dan tidak memiliki uang tunai untuk beli ke pemasok. Lalu gimana?

Tentunya Agus bisa berpaling ke kartu kredit miliknya. Dia bisa menarik uang 1 juta melalui kartu kreditnya. Tentu saja Agus harus menanggung biaya penarikan sebesar minimal Rp 50 ribu. Dan bila Agus langsung bayar tagihan tersebut sampai lunas tanpa menunggak ke bulan-bulan berikutnya, Agus tidak perlu membayar bunga.

Yang berarti total keuntungan bersih yang diterima Agus adalah Rp 250 ribu. Kalau sudah begitu, tarik tunai kartu kredit terlihat seperti pilihan yang bagus, kan?

Harga handphone dari supplier: Rp 1 juta
Harga handphone saat dijual Agus: Rp 1,3 juta
Untung: Rp 300 ribu

Tarik tunai kartu kredit: Rp 1 juta
Biaya tarik tunai kartu kredit: Rp 50 ribu

Agus membayar tagihan kartu kredit secara penuh, dia pun ga dikenakan bunga. Totalnya jadi Rp 1.050.000. Tapi ingat, Agus masih meraih untung:

Rp 300 ribu (Untung Agus dari penjualan) – Rp 50 ribu (biaya tarik tunai) = Rp 250 ribu

70251013-kredit macet
Hitung keuanganmu dengan baik untuk mencegah biaya siluman.
Kalau memang sangat merugikan, tentunya bank tidak akan menyediakan fitur tersebut. Tidak seperti apa yang dipercaya orang awam, bank itu tidak jahat dan tidak bodoh. Bank mengalami kerugian setiap ada kredit macet karena utang yang ga mampu kamu bayar.

Sama seperti semua fitur dan kartu kredit itu sendiri, tarik tunai hanya satu dari sekian media atau alat yang bisa kamu gunakan. Gunakan dengan benar, maka kamu punya pintu darurat yang bisa kamu akses saat kamu ga punya pilihan lain.

Kalau gunakan dengan teledor… Rasanya ga perlu diterusin ya?
 sumber: https://blog.duitpntar.com/melakukan-tarik-tunai-kartu-kredit-itu-ide-bagus-asal-kamu-ingat-3-poin-ini/


Read more ...

Tips Mengatur Keuangan Rumah Tangga Menurut Islam

10 August 2017
Berikut adalah tips mengatur keuangan rumah tangga menurut islam :

Membuat Prioritas Keungan Keluarga



Mengelola keuangan dapat dimulai dari memahamai apa kebutuhan keluarga mulai dari tabungan, tagihan rumah, listrik, telepon, biaya servis, kesehatan, dan sebagainya. Tentu hal-hal tersebut harus dikelola dengan baik dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan bukan berlebih-lebihan menggunakannya.

Islam mengajarkan untuk mengelola keuangan dengan baik. Hal ini sebagaimana harta dalam islam adalah alat untuk dapat melaksanakan kehidupan yang lebih baik dan juga memberikan manfaat yang banyak bagi umat. Terlebih dalam islam terdapat aturan zakat untuk membersihkan harta sekaligus menjaga keseimbangan ekonomi dalam islam.
“dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup” (QS Maryam : 31)
Hukum zakat pendapatan dalam Islam adalah bernilai wajib, untuk itu zakat penghasilan adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan bagi mereka yang sudah mencapai nasabnya. Zakat dan sedekah ini adalah hal yang perlu dipertimbangkan dan masuk dalam rencana keuangan keluarga. Zakat dalam Islam adalah tanggung jawab setiap person dan keluarga yang memiliki harta lebih. Tidak boleh ada harta yang berlebihan dalam tiap keluarga, melainkan harus ada distribusi ekonomi dari zakat maal misalnya, untuk dapat menciptakan keadilan di masyarakat.
Prioritas keuangan dalam islam adalah sebagai berikut :
•             Zakat atau Sedekah
•             Tabungan
•             Hutang (baca di : Hutang Dalam Pandangan Islam dan Berhutang Dalam Islam)
•             Belanja kebutuhan rumah tangga

Untuk itu, setiap ibu rumah tangga beserta suaminya harus melakukan review terhadap anggaran yang sudah dibuat dan lebih baik jika membuat dokumen finansial khusus untuk menyimpannya. Hal ini bertujuan agar keuangan dapat terencana, jelas, terpantau, dan dapat dilakukan evaluasi terhadapnya. Tentu, keluarga yang baik adalah yang menerapkan proses keuangan secara rinci, detail, dan dapat di evaluasi masing-masing pemasukan dan pengeluarannya.

Mengelola Keuangan dengan Hemat dan Sederhana

Sebelum berbicara mengenai mengelola keuangan keluarga, tentunya para keluarga muslim harus memahami terlebih dahulu bahwa Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk dapat hidup sederhana. Dapat kita ketahui bahwa Rasulullah dan para sahabatnya meninggal dalam keadaan tidak meninggalkan warisan yang banyak atau harta yang berlimpah. Mereka adalah para bangsawan kaya, memiliki jabatan tinggi di masyarakat namun tidak bermewah-mewah dalam hidupnya.



Hidup sederhana bukan berarti miskin atau tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidup sederhana berarti kita membatasi diri untuk tidak hidup berlebihan, bergelimang harta dan kebahagiaan dunia. Apalagi jika dengan kelebihan harta yang dimiliki tersebut membuat manusia tidak mau berbagi dengan manusia yang lainnya.
Secara umum, semakin banyak dan besar harta yang dimilikinya maka semakin tinggi pula dana sosial atau pemberian hartanya kepada umat. Semakin besar pula tanggung jawab yang dipikul untuk memberikan manfaat lebih kepada masyarakat. Untuk itu, Rasulullah dan ajaran islam memberikan perintah untuk dapat hidup sederhana dan juga tidak berlebih-lebihan. Hal ini disampaikan sebagaimana dalam ayat Al-Quran.

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al A’raf : 31)
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (QS Al An’am : 141)

Sebagaimana disampaikan pula pada ayat di atas bahwa Allah memberikan rezeki dan tentunya rezeki tersebut wajib disedekahkan pada fakir miskin. Umat islam dilarang untuk berlebih-lebihan dan menyimpan hartanya sendiri, atau tidak membagikannya bagi ummat yang membutuhkan.

Membuat Tujuan Keungan Keluarga

Dalam melakukan perencanaan keuangan rumah tangga sesuai islam, tentunya harus mengetahui dan menentukan tujuan-tujuan spesifik untuk dapat merencanakannya dengan baik. Segala sesuatu tentunya berasal dari tujuan. Tanpa mengetahui dan merencanakan tujuan, maka hal tersebut menjadi sia-sia. Berikut adalah tujuan-tujuan dalam keuangan keluarga yang harus dipahami.

1.            Mencapai Kebutuhan Jangka Pendek
Tujuan ini berarti keluarga harus mampu mencapai kebutuhan-kebutuhan yang berada dalam jangka pendek atau keseharian rumah tangga. Hal ini seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Kebutuhan jangka pendek ini wajib dilakukan keluarga, untuk dapat hidup sejahtera, layak, dan dapat produktif melakukan kegiatan kesehariannya.

2.            Mencapai Kebutuhan Jangka Panjang

Keuangan keluarga pun harus dapat mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang menjawab hal-hal seperti dana pensiun, dana pendidikan anak di masa depan, investansi, dan lain sebagainya. Dengan menjawab kebutuhan jangka panjang ini maka keluarga lebih bersiap diri, dan mempertimbangkan penghasilannya tidak habis hanya untuk masa kini atau kebutuhan praktis saja.

3.            Mencapai Kebermanfaatan Keluarga terhadap Umat

Kebermanfaatan keluarga terhadap umat adalah kontribusi keluarga terhadap ummat. Bagaimanapun sebagai khlaifah fil ard yang bertugas untuk mengelola dan membangun bumi, maka wajib untuk membeirkan manfaatan kepada masyarakat sekitarnya atau orang-orang yang membutuhkan. Untuk itu, mencapai kebermanfaatan keluarga ini harus dicapai oleh keluarga yang sudah mandiri secara finansial serta cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Dalam keuangan keluarga pula, jangan sampai ada harta riba di dalamnya. Hal ini tentu menjadi masalah yang berdampak bukan hanya keberkehan harta melainkan tanggung jawab penggunaan harta dalam islam. Hukum riba dalam Islam adalah haram. Bahaya Riba bukan hanya di dunia, melainkan juga di akhirat. Cara Menghindari Riba salah satunya adalah dengan cara mencari perbankan atau pihak yang memberikan pinjaman tanpa riba.

 
Mencatat dan Mengatur Cash Flow Keuangan Keluarga
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka keluarga harus melakukan hal-hal berikut ini. Diantaranya adalah mencatat keuangan secara berkala.

1.            Mencatat Penghasilan

Setiap penghasilan maka diharuskan untuk mencatatnya. Hal ini untuk memudahkan mengetahui berapa penghasilan yang diterima dari keluarga tersebut setiap bulannya. Pendapatan ini bisa dari gaji pokok, hasil bisnis sampingan, bonus, dan lain sebagainya. Untuk penghasilan dapat dicatat agar mengetahui seberapa besar setiap bulan atau rata-rata penghasilan yang ada, agar dapat dilakukan evaluasi serta mengetahui modal keuangan yang harus dikelola.

2.            Membuat Rencana Pengeluaran Bulanan

Rencana keuangan pengeluaran bulanan tidak hanya dilakukan sekali saat terbentuknya rumah tangga. Pengeluaran bulanan pun harus direncanakan setiap bulannya, agar jelas, rinci, dan dapat sesuai dengan kebutuhan. Tanpa adanya perencanaan pengeluaran bulanan maka keluarga bisa terjebak kepada gaya hidup yang salah. Gaya hidup itu bisa besar pasak daripada tiang, berlebih-lebihan menggunakan harta dan lupa akan tanggung jawab sosial, ataupun kekurangan padahal dibutuhkan untuk kebutuhan yang seharusnya dapat dipenuhi. Untuk itu dibutuhkan perencanaannya setiap bulan.

3.            Membuat Rencanan Pengeluaran Tahunan

Membuat rencana keuangan tidak hanya dilakukan setiap bulan, melainkan juga setiap tahunnya. Untuk itu, setiap tahun biasanya ada kebutuhan-kebutuhan seperti pendidikan anak, check kesehatan, membagi rezeki untuk orang tua, membeli perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya. Untuk itu setiap tahun baik awal atau akhir harus ada perencanaan keuangan sekaligus memasukkan evaluasinya dari tahun sebelumnya.


Gestun Jakarta / Gestun Pluit / Gestun Baywalk

Informasi tempat-tempat yang melayani jasa Gesek/Tarik Tunai dan
Dana Talangan Pelunasan Kartu Kredit Anda.

TERSEDIA 450+ TEMPAT GESTUN DI INDONESIA :

di berbagai kota di Indonesia :
Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Jogja, Semarang, Malang, Tegal, Salatiga, Solo, Makassar, Palu, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Batam, Bengkulu, Palembang, Jambi, Lampung, Lumajang, Mataram, Mojokerto, Pekanbaru, Sidoarjo, Sumedang, Sukabumi, Tasikmalaya, Cikampek, Purwakarta, Cikarang, Manado, Dll.

250+ TEMPAT GESTUN DI JAKARTA
DAN SEKITARNYA :
Ambassador Mall,
Benhil Raya, Bintaro, Blok M,
Casablanca, Cempaka Mas, Cengkareng, Cibubur, Cideng, Ciganjur, Cijantung, Cikini, Cilandak, Ciledug, Cililitan, Cinere, Citraland,
Daan Mogot, Duri Kepa, Duri Kosambi, 
Fatmawati,
Gajah Mada Plaza, Gatot Subroto, Glodok, Grogol,
Jagakarsa, Jatinegara, Jelambar, Kalideres, 
Kampung Melayu, Kebayoran Lama, Kelapa Gading, Kemanggisan, Kemayoran, Kota, Kuningan, Latumeten, Lebakbulus, Lenteng Agung,
Mangga Besar/Lokasari, Mangga Dua, Mega Kuningan, Menteng, Meruya, Muara Karang,
Otista,
Pancoran, Pasar Minggu, Permata Hijau, Pesanggrahan, Pluit, Pondok Labu, Pulogadung, Puri Indah/Kembangan,
Radio Dalam, Ragunan, Rasuna Said, Rawa Buaya, Rawamangun, Roxy,
Season City Mall, Semanan, Semanggi Plasa, Slipi Jaya, Srengseng, Sudirman,
Taman Anggrek, Taman Mini, Taman Palem, Tanah Abang, Tanjung Duren, Thamrin, Tebet,
Jakarta Lainnya 
Tangerang
Depok
Bogor
Bekasi

Read more ...

Ini Dia Cara Islam Mengatur Keuangan agar Hidup Barokah

20 July 2017

Ini Dia Cara Islam Mengatur Keuangan agar Hidup Barokah


Sebagai seorang muslim, sebaiknya segala macam aspek kehidupan yang dijalankan sesuai dengan ajaran dan syariat Islam, termasuk cara mengatur keuangan. Islam telah menetapkan ajaran-ajaran bagaimana cara seseorang mengatur persoalan finansialnya dalam Al-quran dan hadis.
Tujuan dari penetapan ini adalah agar umat muslim tidak salah dalam melakukan perhitungan akan kehidupan finansialnya yang merugikan dan membuat hidup sejahtera. Lalu bagaimanakah cara mengatur keuangan dalam Islam? Simak ulasannya berikut.

Atur 1-1-1

keuangan islam
berniaga via shutterstock.com

Formula 1-1-1 merupakan rumus mengatur keuangan dari sahabat nabi, Salman Al Farisi. Diriwayatkan bahwa beliau memiliki uang sebanyak 1 dirham untuk digunakan sebagai modal membuat anyaman yang dijual seharga 3 dirham. Kemudian, pendapatannya tadi dibagi menjadi: 1 dirham untuk keperluan keluarganya, 1 dirham untuk sedekah dan sisanya 1 dirham untuk digunakan sebagai modal kembali.
Konsep ini bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan membagi tiga pendapatan yang diperoleh. 1/3 untuk digunakan kebutuhan sehari-hari, 1/3 untuk bersedekah dan sisanya untuk keperluan modal lagi.

Sisihkan Untuk Modal

Diriwayatkan oleh Ibrahim Al Harbi dalam Ghorib Al Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman, bahwa “Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan”
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berdagang dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, Islam juga menganjurkan untuk menyisihkan pendapatan yang diperoleh dari berdagang untuk modal kembali. Jangan sampai uang hasil berdagang digunakan semuanya untuk membeli kebutuhan konsumtif.
Hal serupa berlaku juga bagi orang yang tidak berdagang, mereka dapat menyisihkan sebagian dari gaji bulannya untuk nantinya membuka usaha yang akan menambah pendapatan. Atau, digunakan sebagai modal investasi.

Menabung

tabungan islam
menabung via shutterstock.com

“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (H.R Bukhari)
Menabung memiliki banyak keuntungan untuk kehidupan ke depannya. Memang, awalnya sulit untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk ditabung. Acap kali Anda merasakan pendapatan menjadi berkurang jika harus ada uang yang ditabung.
Namun, sebenarnya manfaat tersebut baru akan dirasakan jika uang yang ditabung sudah terkumpul banyak. Dengan menabung Anda akan memiliki cadangan uang yang akan bisa digunakan kapan saja. Mulailah menabung sedikit demi sedikit, misalnya perhari Rp10.000 maka sebulan akan Rp300.000 dan setahun mencapai Rp3.6 juta, lumayan bukan?

Jangan Boros
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqon :67)
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sikap boros sangat tidak dianjurkan dalam segala hal, begitu pula dengan mengatur keuangan. Islam pun melarang seseorang dalam berbelanja berlebih-lebihan. Hal tersebut akan menimbulkan sifat konsumtif dalam diri yang sangat merugikan.
Belilah segala kebutuhan sesuai dengan kadarnya, tidak kurang dan tidak lebih. Hindari juga membeli segala sesuatu yang tidak diperlukan. Misalnya, saat memiliki sebuah ponsel, namun karena ada ponsel tipe terbaru, maka Anda membelinya berdasarkan keinginan bukan kebutuhan. Padahal ponsel yang lama masih bisa digunakan.

Sedekah

bersedekah
bersedekah via shutterstock.com

Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian. (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)
Salah satu cara untuk mensucikan harta adalah dengan bersedekah. Hal ini dilakukan karena dalam islam 2.5% dari rezeki yang Anda terima ada hak orang lain di dalamnya. Oleh sebab itu sisihkan lah pendapatan yang diterima perbulannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan lewat berbagai macam badan penyalur sedekah.
Selain itu, Allah juga menjanjikan untuk menambah harta yang didapat dengan bersedekah Lewat bersedekah berarti Anda bersyukur atas nikmat yang diperoleh.

Hindari Berutang

"Barangsiapa utang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan Niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia." (Riwayat Bukhari)
Utang memang kadang kala menjadi penyelamat finansial di saat darurat. Namun, kenyataannya dalam Islam tidak dianjurkan untuk berutang jika tidak benar-benar membutuhkan. Artinya, jika Anda masih bisa berusaha untuk membayar sesuatu, jangan lah berutang.
Jika terpaksa berutang kepada seseorang, wajib hukumnya untuk melunasi. Hal ini dilakukan karena dalam Islam perihal utang menyangkut dunia dan akhirat. Bahkan, saat seseorang meninggal dalam keadaan berutang, ahli warisnya wajib untuk melunasinya.
Hemat dan Berkah
Mulailah untuk mencoba mengaplikasikan tips mengatur menurut ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, keuangan Anda akan menjadi lebih teratur dan terhindar dari kerugian finansial. Selain itu, hidup juga semakin berkah.


link dari cermati. coom

hubungi kami klik disini


Gesek Tunai PLUIT / MUARA KARANG / PIK
Tarik Tunai PLUIT / MUARA KARANG / PIK

Informasi tempat-tempat yang melayani jasa Gesek/Tarik Tunai dan
Dana Talangan Pelunasan Kartu Kredit Anda.

TERSEDIA 450+ TEMPAT GESTUN DI INDONESIA :

di berbagai kota di Indonesia :
Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Jogja, Semarang, Malang, Tegal, Salatiga, Solo, Makassar, Palu, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Batam, Bengkulu, Palembang, Jambi, Lampung, Lumajang, Mataram, Mojokerto, Pekanbaru, Sidoarjo, Sumedang, Sukabumi, Tasikmalaya, Cikampek, Purwakarta, Cikarang, Manado, Dll.

250+ TEMPAT GESTUN DI JAKARTA
DAN SEKITARNYA :
Ambassador Mall,
Benhil Raya, Bintaro, Blok M,
Casablanca, Cempaka Mas, Cengkareng, Cibubur, Cideng, Ciganjur, Cijantung, Cikini, Cilandak, Ciledug, Cililitan, Cinere, Citraland,
Daan Mogot, Duri Kepa, Duri Kosambi, 
Fatmawati,
Gajah Mada Plaza, Gatot Subroto, Glodok, Grogol,
Jagakarsa, Jatinegara, Jelambar, Kalideres, 
Kampung Melayu, Kebayoran Lama, Kelapa Gading, Kemanggisan, Kemayoran, Kota, Kuningan, Latumeten, Lebakbulus, Lenteng Agung,
Mangga Besar/Lokasari, Mangga Dua, Mega Kuningan, Menteng, Meruya, Muara Karang,
Otista,
Pancoran, Pasar Minggu, Permata Hijau, Pesanggrahan, Pluit, Pondok Labu, Pulogadung, Puri Indah/Kembangan,
Radio Dalam, Ragunan, Rasuna Said, Rawa Buaya, Rawamangun, Roxy,
Season City Mall, Semanan, Semanggi Plasa, Slipi Jaya, Srengseng, Sudirman,
Taman Anggrek, Taman Mini, Taman Palem, Tanah Abang, Tanjung Duren, Thamrin, Tebet,
Jakarta Lainnya 
Tangerang
Depok
Bogor
Bekasi
Read more ...
Whatsapp